“WAJUR” MEMBENTUK ‘POSITIVE ATTITUDE’ WARGA SEKOLAH

Slogan Wajur : “Bayar Tidak Kurang, Ambil Tidak Lebih”

Sekolah merupakan lembaga yang bertugas untuk membina, mendidik dan menghasilkan lulusan yang cerdas, bertakwa, berbudi pekerti luhur, demokratis dan bertanggungjawab. Hal ini ditegaskan dalam UU No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, serta sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab”. Sehubungan dengan itu, maka lembaga pendidikan harus difungsikan untuk menjaga dan mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa, sehingga lulusan sekolah memiliki prestasi akademik yang bagus disertai sikap dan perilaku jujur, bertanggungjawab dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh sebab itu dalam menentukan keberhasilan peserta didik, sebaiknya tidak hanya didasarkan pada prestasi akademik pada ranah kognitif semata, melainkan perlu mempertimbangkan aspek afektif, yang mencakup perilaku, khususnya sikap dan perilaku.

“Wajur membentuk karakter peserta didik dan seluruh warga sekolah untuk jujur dan berintegritas. Wajur ini dibentuk untuk sebuah proses belajar atau pembelajaran kontekstual bukan jual-beli dan bisnis. Wajur akan berhasil apabila ada kerja sama yang baik dari seluruh warga sekolah”, kata Sr. Lina, OSU (Kepala Sekolah)

Warung jujur dapat digunakan sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan. Dilihat dari aspek pengelolaan, penyelenggaraan Warung Jujur diharapkan dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan kewirausahaan, kedisiplinan, kemandirian, kejujuran tanggungjawab, melatih keberanian mengambil resiko. OSIS sebagai pengelola/pemilik harus memiliki sifat kemandirian, disiplin serta bertanggungjawab berlangsungnya Warung jujur tersebut. Dilihat dari aspek konsumen, Warung jujur dapat digunakan sebagai sarana untuk menilai sifat dan perilaku seluruh warga sekolah khususnya sifat religius, kejujuran, kedisiplinan dan tanggungjawab. Warung jujur merupakan warung atau toko yang menjual barang-barang kebutuhan peserta didik tanpa ada penjaga. Warung jujur ini ditempatkan pada tempat yang strategis, mudah dijangkau, sehingga memudahkan bagi para pembeli yang ingin membeli barang tersebut. Setiap barang yang dijual diberi label harga sehingga pembeli mengetahui berapa harga masing-masing produk. Transaksi pembelian dilakukan sendiri oleh pembeli, memilih dan mengambil sendiri barang yang dibeli, membayar sendiri sesuai jumlah barang yang dibeli dan meletakkan uang pembeliannya di kotak terbuka tanpa ada yang menunggu. Ketiadaan penjaga (penjual) dimaksudkan untuk menguji tingkat kejujuran, kedisiplinan tanggungjawab pembeli. Oleh sebab itu, Warung jujur dimungkinkan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui tingkat kejujuran, kedisiplinan dan tanggungjawab pembeli. Barang-barang yang dijual di warung jujur adalah barang-barang kebutuhan belajar-mengajar, seperti, buku tulis, pensil, pulpen, penghapus, penggaris, gunting, peruncing, dll. Adapula kebutuhan makanan ringan dan minuman.

Keberadaan Warung jujur dapat digunakan sebagai sarana untuk pendidikan karakter, khususnya kejujuran, kemandirian dan kedisiplinan serta sebagai sarana untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan para peserta didik dan seluruh warga sekolah.

“Wajur (warung kejujuran) merupakan program utama dari SekBid Kewirausahaan OSIS. Wajur ini memenuhi kebutuhan para siswa-siswi dengan disediakan peralatan sekolah seperti buku tulis, pulpen,  pensil, penghapus, buku gambar, dan disertakan pula dengan kebutuhan lain nya. Diharapkan dengan adanya wajur ini, nilai kejujuran dari siswa-siswi semakin terlatih”, ungkap Nelvin (Ketua OSIS).

Warung jujur pada akhirnya menjadi salah satu instrument penting untuk membantu seluruh warga sekolah dalam proses membentuk dan menbudayakan nilai-nilai SERVIAM (Cinta dan Belas Kasih, Integritas, Keberanian dan ketangguhan, Persatuan, Totalitas dan Pelayanan) dalam kehidupan nyata sehari-hari. Wajur membentuk “positive attitude” seluruh warga sekolah.

“Para siswa (dan seluruh warga sekolah) dilatih untuk bertanggung jawab dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain”, tutur Vinsen Koten (Koordinator Kesiswaan).