Sejarah Kampus Santa Ursula Ende
Bunda Angela Merici, pendiri Tarekat Santa Ursula dengan penuh iman telah memberikan nasihatnya, yakni : "Jika Tuhan sendiri yang menanamnya, siapa yang bisa mencabutnya?". Roh Allah telah hidup, menjiwai, dan menyemangati para Suster dari Sittard-Venray-Belanda untuk bertolak ke Indonesia demi mengembangkan karya Allah di bumi pertiwi ini pada tanggal 19 September 1855.
Perjalanan yang melelahkan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan tekad para suster untuk menjadi "lilin" bagi sesamanya di bumi Indonesia. Maka pada tanggal 7 Februari 1856, lilin itu benar-benar bercahaya di Batavia.
Kisah penyebaran cahaya lilin ke Nusa Bunga-Flores dimulai oleh 3 suster Ursulin pada tanggal 8 Juli 1957. Komunitas Ursulin pertama bertempat tinggal di jalan sudirman, di biara CIJ. Mereka tinggal seatap dengan suster-suster CIJ. Pada tanggal 27 Juli 1957 diadakan misa perdana di komunitas kecil itu sebagai awal berdirinya Komunitas Ursulin di Ende.
Pada tanggal 25 Agustus 1957 paa suster pindah ke komunitas baru di jalan Wirajaya. Saat itu para suster sudah memiliki tanah dan rumah baru.
Pada tanggal 1 Oktober 1957 SGA dibuka untuk putri tetapi bekerja sama dengan SPG Frateran BHK Ndao. Asrama Putri dibuka dengan menerima 20 orang putri yang bersekolah di SGA St. Ursula.
Karya para suster terus berkembang dengan subur karena diberkati oleh Tuhan Sendiri. Pada tanggal 27 Februari 1964 para suster ursulin mulai mengelola Sekolah Dasar St. Ursula dengan hanya 2 ruang kelas dan bernaung di bawah Yayasan Persekolahan Ende Lio (YASUKEL). SD St. Ursula ini menjadi tempat latihan/praktek bagi siswi SGA. Tuhan terus menyertai dan memberkati karya pasar suster.
Pada bulan November 1970, biara Ursulin dibuka di Ruteng. Kemudian pada tahun1975 karya Ursulin dibuka di Borong. Dan akhirnya berkembang pula sampai di labuan Bajo pada tahun 1989. Perutusan di Manggarai merupakan bukti bahwa penyelenggaraan Ilahi tak pernah berhenti hanya karena keterbatasan manusia belaka. Hal ini terbukti dengan tercetusnya rencana untuk membuka kursus Pembimbing Tenaga Pembangun Masyarakat atau yang disingkat dengan PTPM pada tanggal 16 September 1971. Adanya kepercayaan dari para Uskup Se-Nusa Tenggara kepada Ursulin untuk membuka kursus tersebut. Proses untuk memulai kursus PTPM terus berjalan dengan berbagai persiapan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pada tanggal 31 Januari 1972 kursus PTPM dimulai dengan guru-guru yang terdiri dari 5 suster SSPS, 1 Bruder SVD dan 2 awam.
Perkembangan zaman menuntuk peningkatan mutu pelayanan para suster. Kursus PTPM dirasakan belum cukup dijadikan bekal dalam pelayanan kepada masyarakat. Maka, pada tahun 1982 PTPM ditingkatkan menjadi pendidikan formal APM (Akademi Pembangunan Masyarakat). Pada tahun 1986 APM berubah statusnya menjadi AAP (Akademi Administrasi Pembangunan).
Karya Kerasulan Ursulin tidak berdiri sendiri. Ia juga terikat dengan situasi nasional Kerasulan pendidikan di tingkat SPG sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat NTT, namun pertimbangan negara sangat berbeda dengan ditutupnya SPG pada tahun 1989. Dewan Pimpinan Ursulin tetap memikirkan karya pendidikan alternatif setelah SPG ditutup. Maka pada tahun 1989 SLTP Santa Ursula dibuka dengan 36 Murid dan 10 tenaga edukatif.
Pelayanan para suster juga meliputi asrama. ada tiga asrama yang dikelola yakni : Asrama Santa Ursula Untuk tingkat SMP, Asrama Santa Angela untuk tingkat SMA/SMK dan Mahasiswi, dan juga Asrama mahasiswa di Paupire khusus untuk mahasiswa STPM.