Oleh : Dwi Winarsih (Guru SMP Santa Ursula Ende)
Rapor pendidikan kini menjadi salah satu indikator penilaian mutu satuan pendidikan. Dalam Rapor pendidikan satuan pendidikan tidak melakukan pengisian data langsung ke dalam instrumen, melainkan data diambil dari sistem yang sudah ada, termasuk dari Asesmen Nasional. Satuan pendidikan hanya dipersyaratkan memasukkan data di Dapodik dan kemudian mengikuti Asesmen Nasional.
Instrumen penilaian dalam asesmen mencakup kemampuan literasi (membaca-numerasi) dan survey karakter. Berdasarkan data Kemendikbudristek, hasil Asesmen Nasional (AN), menunjukkan kompetensi literasi dan numerasi siswa belum memenuhi standar minimum terutama di jenjang SD dan SMP. Satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi dan dua dari tiga peserta didik belum mencapai kompetensi minimum numerasi. Hasil yang diperoleh Kabupaten Ende tentu tidak jauh berbeda dengan data nasional yang dirilis oleh Kemendikbud.
Kondisi ini yang mendorong Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan program “Training of Trainer-Pelatihan Literasi Bagi Guru SMP”. Tujuannya agar guru-guru memiliki bekal yang mumpuni untuk membimbing anak-anak dalam berliterasi. Kegiatan ini ditujukan untuk para guru yang akan menjadi trainer di sekolah masing-masing.
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan pelatihan ini (18/10/2023), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Matildis Mensi Tiwe, SE, M. Akt., menegaskan bahwa dasar penilaian Asesmen adalah bagaimana kita berliterasi dan beranalisa. Jika raport pendidikan kita rendah artinya kemampuan kita berliterasi pun masih rendah, khusus pada literasi membaca dan literasi numerasi. Jika hasil literasi anak-anak rendah tentunya persoalan ini pula ada pada Bapak/Ibu guru. Untuk itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende berbenah dengan meluncurkan program literasi ini, demi tercapainya “Ende Pintar, Ende Juara, Ende Berbudaya”.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende menyelenggarakan pelatihan literasi ini dari tanggal 18-21 Oktober 2023. SMP Swasta Katolik St. Ursula juga turut terlibat dengan mengutus 2 orang tenaga pendidik dalam kegiatan “Training of Trainer”. Materi yang diberikan sangat bervariasi dan beragam, mulai dari Konsep Literasi Dasar, Gerakan Literasi Sekolah, Literasi Digital, sampai pada Literasi sebagai kecakapan Abad 21. Secara garis besar, guru dituntut untuk selalu menguprade diri dan mau mengikuti perubahan, serta harus berperan aktif karena guru harus menjadi motivator terbaik siswa dalam kegiatan berliterasi.
Untuk kegiatan berliterasi, bukan hal yang baru dilakukan di sekolah SMP Swasta Katolik St. Ursula. Hal ini selaras dengan program yang dikeluarkan oleh Pusat Yayasan Pendidikan Ursulin di Tahun Ajaran 2023/2024 ini, dengan memasukkan kegiatan berliterasi ke dalam kurikulum sekolah. Harapannya, setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, para trainer dari SMP Swasta Katolik St. Ursula dapat melakukan kegiatan pengimbasan ke seluruh warga sekolah, agar seluruh warga sekolah secara bersama-sama, bekerja bersama meningkatkan kemampuan berliterasi siswa dan dapat memprogramkan kegiatan literasi yang lebih bervariatif dan beragam. Jika kegiatan literasi di sekolah dapat dijalankan dengan baik, tentu akan bermuara pula pada peningkatan Raport Pendidikan yang kita laksanakan melalui kegiatan Asesmen Nasional.